Kerabat Ardi Lawet, jelang Peringatan SUMPAH PEMUDA, Ardi Lawet FM menghadirkan insert spesial "PEMUDA MASA KINI" yang mengangkat profil anak-anak muda asal Purbalingga yang diharap bisa menularkan semangatnya pada kita semua. Dan inilah salah satunya. Seorang pendongeng.Nah, Kerabat kapan terakhir kali mendengar dongeng ?
Inilah aktivitas favorit banyak anak kecil sebelum tidur. Namun pernahkah kita
berpikir untuk mendongeng bagi anak-anak ? Nah, Kak Jumbo adalah salah satu
pemuda yang berani melakukan itu
Nama lengkapnya Jumanto. Hingga remaja, Sarjana
Psikologi ini dikenal sangat pendiam. "Saya gampang grogi", katanya dengan
mimik jenaka. Perkenalan dengan dongeng, diawalinya dari tugas untuk
menceritakan sejarah para Nabi untuk anak-anak didik di salah satu TPQ. Sadar
akan ketidak-bisaannya bercerita saat itu, Kak Jumbo memutuskan belajar ke
Jogjakarta pada salah seorang master dongeng Indonesia yaitu Kak Bimo. Itu
dilakoninya pada sekitar tahun 2000.
Tak disangka awal mendongeng, ia
"sukses" membuat salah seorang anak menangis. "Ternyata ada
kata-kata saya yang menyinggung, jadi bukannya seneng dia malah nangis
hebat", kenang anggota PPMI ini. Pengalaman ini menjadikannya berhati-hati
memilih kosakata yang tepat untuk anak. "Selain itu, isi ceritanya juga
harus disesuaikan. Contoh anak-anak usia PAUD-TK lebih senang pada jenis
fabel", lanjutnya. Yang tak kalah penting adalah isi cerita. Dongeng
haruslah bermuatan positif bagi tumbuh kembang jiwa anak. Jadi beberapa dongeng
pun harus ia retouch untuk sampai pada anak dengan tepat. Bisa dengan mengganti
judul atau sebagian cerita. "Misal Kancil Nyolong Timun. Liciknya
kancil yang mencuri memang sangat menarik bagi anak. Nah, biar mereka tidak
mencontoh kancil ya judulnya kami ganti. Menjadi akibat kancil suka
mencuri", tambah alumni SMA N 1 Purbalingga ini.
Sampai hari ini pendongeng muda Purbalingga
memang baru memunculkan nama Kak Jumbo. "Eh ada satu lagi lho. Perempuan
namanya Kak Zulfa. Dan sebenarnya yang lagi belajar juga sudah banyak.
Regenerasi memang tengah kami lakukan ", ujar Bapak muda berputra satu
ini.
Saat ini para pendidik tingkat usia dini juga
dituntut bisa mendongeng, karena itulah Kak Jumbo pun berencana membuatkan VCD
tutorial mendongeng. "Banyak yang ingin belajar, namun waktu saya juga
terbatas karena saya juga harus di sekolah ya. Jadi mungkin dengan gambaran di
video itu nantinya bisa mempermudah mereka belajar sendiri dirumah",
ujarnya. VCD itu direncanakan berisi materi dongeng untuk anak usia dini, usia
SD dan dongeng khusus lomba.
Eh, tapi kenapa nama Kak Jumbo menjadi pilihannya
ya ? "Dulu saya kurus, jadi temen-temen di organisasi kemudian hobby
nraktir. Dan mereka kaget karena makan saya banyak. Jadi suka dibilang jumbo
jumbo jumbo. Dan saya pikir bagus juga ya", celoteh pemuda berperawakan
tinggi besar ini. Kini nama Jumbo dimaknainya sebagai jumbo dalam berkreasi. Nama adalah doa. Itu prinsipnya. Dalam dongeng pun kurang lebih sama. Ada harapan menjadikan audiencesnya lebih baik lagi. "Lagipula, siapa sih yang nggak suka didongengin?", kata Pengurus BADKO TPQ dan HIMPAUDI (Himpunan Pendidik Anak Usia Dini) Kabupaten Purbalingga ini.
Bagi pemuda yang juga berprofesi sebagai Guru BK
ini, dongeng bukan hanya untuk anak. Siapapun bisa dan suka mendengarnya.
Bahkan ia pun pernah didaulat mendongeng dihadapan masyarakat umum di Jawa
Barat. "Satu panggung dengan Pak Dedi Mizwar dalam sebuah acara Ramadhan. Bedanya Beliau sambutan, saya tampil belakangan buat ndongeng", kekehnya.
Dongeng memang pernah menjadi budaya yang terlupa
dan hanya melalui anak mudalah dongeng bisa kembali digaungkan.Ya, dialah
Kak Jumbo di Pemuda Masa Kini. Lebih lengkapnya simak hari ini pada jam 07.00, 12.00 dan 21.00 melalui 96,3 FM atau bagi yang diluar kota bisa klik http://erdioo.com/radio/2320/radio-ardi-lawet-purbalingga.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar